Saudaraku, bulan Ramadhân telah bersiap untuk mengucapkan salam perpisahan, sementara saya dan Anda semua mungkin belum sempat menjawab salam kedatangannya.
Hari ini, saudaraku, kita berada di gerbang 10 hari terakhir bulan Ramadhân. Waktu berbicara kini telah berlalu, dan yang tersisa adalah waktu untuk beramal. Waktu tidur telah berlalu, yang tinggal adalah waktu berjaga dalam ibadah. Waktu bermain telah berlalu, yang tersisa adalah waktu bersungguh-sungguh. Waktu tertawa telah berlalu, yang ada kini hanya waktu untuk menangis.
Saudaraku yang terhormat, aku tidak mempunyai apa-apa untuk aku katakan kepada Anda, selain bahwa dalam 10 hari yang menentukan ini, Anda akan berhasil atau akan gagal sama sekali.
Saya tidak punya perkataan kecuali:
- "Aku bersegera kepada Engkau wahai Tuhanku, agar Engkau Ridha."
- "Tidak boleh ada orang yang mendahuluiku dalam menghadapkan muka kepada Allah."
- "Maka berlomba-lombalah menuju Tuhan kalian."
- "Bersegeralah menuju pengampunan Tuhan kalian."
- "Dan jika hamba-Ku bertanya tentang diri-Ku, sesungguhnya Aku dekat."
- "Dan katakanlah: `Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka, janganlah berputus asa dari rahmat Allah'."
Saya tidak mempunyai perkataan selain: "Setiap manusia memperniagakan dirinya, ada yang membebaskannya dan ada yang mencelakakannya." Tidakkah Anda menemukan pada diri Nabi Anda, Muhammad—Shallallâhu `alaihi wa sallam, contoh teladan yang mulia?
Dalam sebuah hadits shahîh, `Aisyah—Semoga Allah meridhainya—berkata, "Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wa sallam—apabila telah memasuki 10 malam terakhir (dari bulan Ramadhân), selalu mengencangkan ikatan kain beliau, menghidupkan malam-malam beliau, dan membangunkan keluarga beliau." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]
Dalam redaksi riwayat Muslim: "Beliau menghidupkan malam, membangunkan keluarga, dan menarik serta mengencangkan kain/sarung."
Sebagaimana juga diriwayat dalam sebuah hadits shahîh bahwa `Aisyah berkata: "Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wa sallam—pada 10 malam terakhir memperlihatkan kesungguhan yang tidak pernah beliau lakukan pada malam selainnya."
Beliau melakukan itu, padahal dosa-dosa beliau telah diampuni, baik dosa-dosa yang terdahulu maupun yang akan datang.
10 malam terakhir itu kini sudah di ambang pintu, selamat untuk orang yang diberi taufik melakukan amalan yang diridhai Tuhannya di malam-malam itu. Sebaliknya, seribu kerugian bagi orang yang tidak dapat mengecap manisnya munajat dan kebersamaan dengan Allah, sehingga ia menyia-nyiakannya sebagaimana ia juga menyia-nyiakan kesempatan serupa sebelumnya.
Saudaraku yang terhormat, tidak ada waktu untuk berbicara, kini Ramadhân sudah hampir berlalu, sedangkan saya dan Anda mungkin sudah mulai berpikir untuk beramal.
Tidak ada waktu bicara lagi memang, karena ini adalah waktu untuk berbuat. Masih ada harapan, saudaraku, maka berjuanglah. Ya, kerahkanlah perjuangan hakiki dan bersejarah, perjuangan yang utuh dan sempurna. Perjuangan seorang lelaki di tengah laut yang bergelombang dahsyat, saat ia putus asa untuk selamat, namun tiba-tiba ia melihat sebuah perahu lewat di sebelahnya dan berhenti beberapa meter darinya. Apakah lelaki itu akan menunggu perahu itu datang kepadanya, ataukah ia akan menyibak air dengan segala kekuatannya untuk mencapai perahu itu? Karena jika ia gagal mencapai perahu itu, segala sesuatu pasti akan tamat baginya, dan ia harus menunggu lagi satu tahun penuh. Mungkin saja ia akan mati sebelum datang perahu selanjutnya.
Kerahkanlah perjuangan layaknya orang yang meyakini bahwa celakalah orang yang bertemu dengan Ramadhân tapi dosanya tidak diampuni. Perjuangan orang yang tahu bahwa segala yang sudah berlalu di bulan Ramadhân ini adalah satu hal, sementara 10 hari ke depan adalah hal lain. Dengan 10 hari ini, Anda bisa mengganti seluruh yang terlewatkan dari umur Anda, bukan hanya semua yang terlewat di bulan Ramadhân ini. Bagaimana tidak, sedangkan di dalamnya ada malam paling berharga seumur hidup.
Saudaraku, tidak ada waktu untuk istirahat, tidur, makan, diam di rumah, bermain bola, dan bercengkerama dengan teman-teman. Waktu kita hanya tersisa untuk puasa, Al-Quran, zikir, istighfar, doa, tobat, penyesalan, dan larut dalam usaha merayu Tuhan, mudah-mudahan Dia melihat kepada Anda dan merahmati Anda.
Tidak ada waktu. Sebagian orang yang membaca tulisan ini, boleh jadi 10 hari terakhir ini adalah saat terakhir mereka bersama Ramadhân, saat terakhir bersama 10 malam terakhir dan Lailatul Qadr.
Sebagian orang yang membaca tulisan ini, mungkin sekarang bagi mereka adalah kesempatan terakhir untuk meminta ampun kepada Tuhan mereka.
Mungkin saja saya termasuk salah satu di antara mereka. Bagaimana tidak? Mungkin saja ini adalah saat terakhir Anda bersama Ramadhân.
Saudaraku yang terhormat, 10 hari terakhir Ramadhân telah mendekati Anda, maka gigit eratlah ia dengan geraham Anda, jangan lepaskan. Bisa jadi Anda beramal sedikit tapi meraup untung yang banyak di dalamnya. Mudah-mudahan Anda dimudahkan pada 10 hari terakhir ini untuk menjadi orang yang dicintai dan diridhai Allah.