Segala puji bagi Allah, dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah beserta keluarga dan para shahabat beliau.
Kami menasihati Anda dengan beberapa hal berikut:
Pertama: Hendaklah Anda bertakwa kepada Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ—dan beramal shalih, karena Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ—berfirman (yang artinya): "Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya." [QS. Ath-Thalâq: 2-3]
Kedua: Terkadang kesempitan hidup dan kekurangan rizki disebabkan oleh banyaknya dosa dan perbuatan maksiat, atau karena terang-terangan melakukan dosa tanpa pernah bertobat. Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ—mengabarkan bahwa takwa membawa berkah, yaitu dalam firman-Nya (yang artinya): "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatan mereka." [QS. Al-A`râf: 96]
Allah mengharamkan untuk orang-orang Yahudi memakan beberapa makanan yang baik-baik yang pernah dihalalkan bagi mereka, karena kezaliman dan kejahatan yang mereka lakukan. Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ—berfirman (yang artinya): "Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang darinya, dan karena mereka memakan harta benda orang lain dengan jalan yang batil (tidak benar). Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih." [QS. An-Nisâ': 160-161]
Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ—juga berfirman tentang Bani Israil (yang artinya): "Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil serta apa yang diturunkan kepada mereka dari Tuhan mereka, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka." [QS. Al-Mâ'idah: 66]
Ketiga: Menjalin silaturahim, karena Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Barang siapa yang ingin diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah ia menyambung silaturahimnya." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]. Jadi, silaturahim merupakan sebab diluaskannya rizki dan didatangkannya keberkahan umur.
Keempat: Menjalankan usaha dan mencari pekerjaan yang sesuai. Jika Anda melakukan hal itu serta menghindari pekerjaan yang haram dan mengandung syubhat (perkara meragukan), dengan menempuh jalan-jalan orang-orang shalih, maka diharapkan Allah akan meluaskan rezeki Anda. Tetapi yang wajib Anda lakukan dalam semua keadaan adalah ridha menerima qadha dan qadar Allah yang baik maupun yang buruk. Karena ini merupakan salah satu rukun iman yang enam, sebagaimana disebutkan dalam Hadits Jibril yang diriwayatkan dari Ibnu `Umar, bahwa Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Iman adalah bahwa engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, Hari Kiamat, dan beriman kepada takdir Allah yang baik maupun yang buruk." [HR. Muslim, At-Tirmidzi, dan An-Nasâ'i]
Dalam hadits lain yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, disebutkan bahwa Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Takutlah kepada perbuatan-perbuatan haram, niscaya engkau akan menjadi manusia yang paling taat beribadah; dan ridhalah dengan apa yang Allah bagikan untukmu, niscaya engkau menjadi manusia yang paling kaya." [HR. Ahmad dan At-Tirmidzi. Sanad dha`îf]
Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—juga bersabda, "Sesungguhnya Allah menguji seorang hamba dalam apa yang diberikan kepadanya. Jika ia ridha menerima apa yang Allah bagikan untuknya maka ia akan diberi berkah dalam pemberian itu dan diluaskan rizkinya. Tetapi, jika ia tidak ridha, maka Allah tidak akan memberkahi pemberian itu dan rizkinya tidak akan ditambah melebihi apa yang sudah dicatatkan untuknya." [HR. Ahmad dan lain-lain. Penilaian As-Suyûthi: shahîh]
Kelima: Anda seorang pemuda yang masih berumur beliau dan Anda mengatakan bahwa keadaan ekonomi Anda lemah. Mungkin saja itu benar, tetapi kondisi Anda pasti lebih baik dibandingkan orang lain yang berekonomi lebih rendah dari Anda. Boleh jadi Allah memberi Anda kesehatan fisik yang tidak dimiliki oleh orang selain Anda. Tentu saja itu merupakan nikmat teragung setelah nikmat hidayah dan iman. Berlindunglah kepada Allah dan berpegangteguhlah dengan petunjuk Al-Quran dan Sunnah, jangan berputus asa dari rahmat Allah, mintalah kepada Allah keberkahan pada usia Anda, dan mohonlah keluasan rizki.
Semoga Allah mengaruniakan taufiq-Nya kepada kita semua untuk dapat melakukan apa yang dicintai dan diridhai-Nya.
Wallâhu a`lam.