Assalamu`alaikum warahmatullahi wa barakatuh.
Pertanyaan saya adalah bagaimana proses penimbangan amalan baik dan amalan buruk di hari Kiamat? Jika seorang manusia melakukan dosa besar di dunia dan belum dijatuhi hukuman, namun ia telah bertobat, apakah dosa itu akan dimasukkan ke dalam timbangan amal buruknya? Ataukah Allah—Subhânahu wata`âlâ—tidak akan menghukumnya atas dosa yang telah ia akhiri dengan tobat tersebut, meskipun dosa itu sangat besar? Bagaimana pula proses penimbangan amal baik dan amal buruk bagi orang yang mati dan belum sempat bertobat? Apakah ia bisa selamat dari Neraka jika ia memiliki banyak kebaikan? Terima kasih atas jawaban Anda, dan semoga Allah membalasi jasa Anda dengan kebaikan.
Segala puji bagi Allah dan shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah beserta keluarga dan para shahabat beliau.
Sesungguhnya di antara bentuk keimanan kepada hari Akhirat adalah beriman dengan adanya mîzân (timbangan amal), sebagai sebuah timbangan sesungguhnya yang dipakai untuk menakar berat amalan manusia. Namun apa yang ditimbang? Terdapat tiga pendapat para ulama tentang masalah ini, yaitu:
Masing-masing pendapat ini memiliki pendukung dari sekelompok ulama. Berdasarkan dalil yang ada, tidak ada larangan bagi kita untuk mengadopsi ketiga pendapat ini. Hal ini dikuatkan oleh Hafizh Al-Hakami
dalam bukunya yang masyhur, Ma`arijul Qabul.
Sedangkan orang yang memiliki banyak dosa dan sudah melakukan tobat secara benar, dengan memenuhi semua syarat dan rukunnya, maka Allah akan menghapuskan dosa-dosa itu darinya. Nabi
bersabda, "Orang yang bertobat dari dosa seperti orang yang tidak memiliki dosa." [HR. Ibnu Majah]
Setiap dosa yang telah ditutup dengan tobat oleh pelakunya dengan tobat yang diterima di sisi Allah, niscaya diampuni, seberapa pun besarnya, bahkan dosa syirik sekalipun. Allah—Subhanahu wata`ala—berfirman (yang artinya): "Katakanlah: 'Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang'." [QS. Az-Zumar: 53].
Ayat ini berbicara tentang semua dosa yang diakhiri dengan tobat oleh pelakunya, termasuk di dalamnya dosa syirik.
Sedangkan orang yang melakukan dosa besar selain syirik, kemudian ia tidak bertobat sampai meninggal dunia, maka nasibnya tergantung kepada kehendak Allah, apakah akan menyiksanya atau mengampuninya. Hal itu sesuai dengan firman Allah (yang artinya): "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." [QS. An-Nisa': 53]
Barang siapa yang kebaikannya lebih banyak daripada keburukannya, insyaAllah, dengan izin dan karunia Allah, ia akan selamat.
Wallahu a`lam
Cari FatwaAnda dapat mencari fatwa melalui banyak pilihan
Today's most read